Hot Plate Lab

Pemanasan yaitu prasyarat penting untuk melaksanakan progres yang biasa di lab. Salah satu perangkat pemanas (heating device) yang lazim dipakai di lab yaitu pelat panas (hot plate). Hot plate bisa memanaskan alat gelas beserta isinya. Profit utama mengaplikasikan hot plate dibandingi perangkat pemanas lainnya yaitu dari segi tarif. Sekiranya anda mempunyai anggaran terbatas, teknologi yang paling ideal untuk menolong pengerjaan pemanasan ialah hot plate.

Hot Plate

Hot plate ialah kompor tanam meja portabel kecil yang dilengkapi satu atau lebih unsur pemanas dan dipakai di lab untuk melaksanakan tanggapan kimia, memanaskan sampel, dan untuk bermacam-macam kegiatan lainnya. Prinsip kerja hot plate didasarkan pada cara kerja perubahan daya listrik menjadi daya panas yang terjadi pada alas hot plate yang adalah sebuah konduktor. Jadi, daya listrik yang berasal dari listrik yang mengalir ke hot plate akan diubah menjadi daya panas pada alas/lempeng hot plate. Hal ini yang menyebabkan hot plate menjadi panas. Kemudian beberapa besar hot plate dilengkapi dengan magnetic stirrer. Fungsinya yakni untuk melaksanakan pengadukan dengan menerapkan stirrer bar yang dicelupkan pada sampel.

Komponen dari Hot Plate

Gambar 1. Teladan Hot plate

Permukaan Hot Plate (Alas)

Permukaan Hot Plate (alas) adalah daerah meletakkan sampel yang dipanaskan. Sampel yang dipanaskan ditempatkan pada alat gelas.

Gambar 2. Pemanasan Sampel pada Hot Plate

2. Pengatur Temperatur

Pada Gambar 1 pengatur temperatur, tampak bahwa pada hot plate terdapat tombol/knob pengatur temperatur untuk membatasi temperatur layak dengan sasaran yang perlu ditempuh. Biasanya pemutaran dilaksanakan mencontoh arah jarum jam, dimana kian ke kanan temperatur yang ditargetkan akan kian tinggi. Sebaliknya, sekiranya knob diputar kian ke kiri karenanya temperatur yang ditargetkan akan kian rendah. Tetapi untuk penilaian temperatur sampel secara seketika bisa memakai alat termometer.

3. Pengatur stirrer

Di era modern ketika ini, hot plate yang dipakai telah terdapat magnetic stirrer didalamnya. Pada gambar di atas berlokasi di sebelah kanan pengatur temperatur terdapat kontrol magnetic stirer yang berfungsi untuk mengendalikan kecepatan pengadukan. Untuk memudahkan dalam pengadukan, stirer ini bisa dikembangkan sehingga pengguna tak perlu melaksanakan pengadukan secara manual.

4. Display Temperatur

Pada sebagian hot plate terdapat tampilan (display) temperatur untuk mempermudah pengguna dalam mengendalikan pemanasan sampel.

Apa yang seharusnya dipandang dalam menerapkan hot plate?

Pertimbangan utamanya yaitu pemilihan hot plate yang ideal dan unsur keamanan penting yang sepatutnya diamati pengguna. Dalam pemilihan hot plate, pengguna semestinya mengamati fitur turunan dari hot plate, seperti:

Sebagian hot plate mempunyai magnetic stirrer didalamnya. Magnetic stirrer ini bermanfaat untuk mendistribusikan panas secara merata dan menghilangkan keperluan akan pengaduk eksternal.

Permukaan hot plate bermacam-macam-jenis, yang biasa dipakai yakni alumunium dan keramik. Pilihlah hot plate yang kompatibel dengan bahan yang akan dipanaskan. Berikutnya, pertimbangkan properti perpindahan panas permukaan dan temperatur yang bisa ditangani. Pakai lebih dari satu hot plate seandainya hot plate acap kali diterapkan.

Sebagian hot plate mempunyai pembacaan dan input komputerisasi untuk termokopel sehingga pengguna bisa memegang temperatur penangas panas secara seketika. Sebagian juga mempunyai fitur keamanan internal yang mati secara otomatis jikalau temperatur berada di luar kisaran yang diatur. Fitur ini bisa meningkatkan pelaksanaan dan keamanan Anda, jadi jangan membeli hot plate menurut harga saja.

Hot plate yang dipakai di lab bisa menghadirkan banyak potensi bahaya, seperti luka bakar, kebakaran, dan sengatan listrik, yang bisa menyebabkan cedera, gangguan signifikan pada operasi laboratorium, dan hilangnya data ilmiah. Berikut kiat mengaplikasikan hot plate dengan aman:

Senantiasa matikan hot plate ketika tak dipakai. Kecuali sakelar energi pemanas, sakelar kekuatan utama hot plate semestinya dinonaktifkan.

Pastikan kabel listrik tak bersentuhan dengan permukaan hot plate.

Hindari pengaplikasian hot plate tanpa pengawasan apabila memungkinkan. Bila pemanasan tanpa pengawasan tak bisa dihindari, pertimbangkan untuk mengaplikasikan metode tambahan seperti timer pra-setel atau pematian temperatur tinggi otomatis.

Pada sebagian hot plate dengan magnetic stirrer gabungan, kontrol untuk pengaduk dan pengatur temperatur menonjol sama. Observasi kontrol untuk membedakan fungsinya.

Pada sebagian teladan, kontrol temperatur bisa diputar dari temperatur rendah (\“LOW\“) ke \“OFF\“ lalu ke temperatur tinggi (\“HI\“) sambil berputar ke arah yang sama. Perlu diamati sebab pengguna bisa tanpa sadar memutar lewat posisi \“OFF\“ ke posisi \“HI\“, akibatnya memicu kebakaran sekiranya memanaskan minyak mineral.

Permukaan hot plate seharusnya lebih besar dari wadah yang dipanaskan.

Ketika pengguna mendidihkan larutan, tambahkan batu didih yang bisa menolong memperlancar cara kerjanya.

Berhati-hatilah ketika mengentalkan bahan di dalam wadah hingga benar-benar kering. Apabila terlalu sedikit kelembabannya dan wadah konsisten terkena panas bisa mengakibatkan keretakan pada wadah.

Pakai pengendalian sedang sampai sedang-tinggi untuk memanaskan beberapa besar cairan, termasuk air. Jangan pakai pembatasan tinggi untuk memanaskan cairan dengan spot didih rendah.

Jauhkan bahan kimia yang gampang terbakar atau gampang terbakar dari kompor listrik; permukaan dan faktor bisa menempuh \“Temperatur Spot Nyala\“ dari banyak bahan kimia.

Jangan memanaskan bahan pengoksidasi kuat seandainya memanaskan minyak. Respons bisa terjadi jikalau terjadi kebocoran atau luapan.

Pemanasan lantas pelarut, terpenting pelarut dengan spot didih rendah seperti eter dan karbon disulfida (Spot didih 30-60 °), memunculkan risiko kebakaran dan sepatutnya dihindari. Memakai penangas air (waterbath) akan memberikan distribusi panas yang lebih merata dan memberikan kontrol lebih kepada temperatur. Jangan pakai gelas kimia atau labu terbuka untuk mendidihkan pelarut ini, pakailah kondensor.

Gambar 3. Pemanasan pelarut dengan spot didih rendah pada hot plate

Jikalau cara pemanas telah panas karenanya reagen atau pelarut patut ditambahkan memakai dropping funnel (metode tertutup) bukan corong simpel (Gambar. 4). Menambahkan bahan-bahan ini secara seketika akan membikin api berkobar dan kelembapan akan terserap.

Gambar 4. Cara Tertutup pada Hot Plate

Hindari kebocoran air atau pelarut dari kondensor atau corong tambahan – secara khusus jikalau menerapkan penangas minyak. Air kemungkinan besar akan merusak wadah penangas minyak sebab kejutan termal.

Pakai sarung tangan atau pencapit termal untuk mengeluarkan benda panas dari hot plate.

Hindari mengerjakan tanggapan temperatur / tekanan tinggi tanpa pengawasan.

Das könnte dich auch interessieren …

Schreibe einen Kommentar

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert